Jika seseorang mendoakan orang lain tanpa setahu ybs, kata Rasulullah Saw, maka akan ada Malaikat yg mendekat di kepala orang yg sedang berdoa itu, sembari berkata, "Aamiin. Dan demikian juga untukmu hal yg serupa". Maksudnya, hal yg sama sebagaimana yg dia doakan utk saudaranya itu.
Dalam kalimat yg motivatif, sabda Nabi tsb dimodifikasi menjadi "Cara tercepat agar doa dikabulkan adalah dg mendoakan orang lain".
Klir.
​
Dari kalimat motivatif pertama itu, muncullah beberapa turunannya:
Cara tercepat agar sukses adalah dg menyukseskan orang lain.
Cara tercepat agar kaya adalah dg mengayakan orang lain.
Cara tercepat agar lulus adalah dg membantu kelulusan orang lain.
Dan lain-lain, dll.
Klir.
​
Hari ini, di kantor Puslitbang Perhutani, aku mendapat beberapa e-Office, dan mendiposisi kepada Kepala Humas dan TI. Karena kalau via email sering ada trouble dan agak lama, maka aku minta dibuat dlm bentuk Pdf saja dan dikirim via WA.
"Siap, Pak. Setelah menemani Mahasiswa ITS", japrinya.
"Mahasiswa ITS? Ada agenda apa di sini? Koq aku lupa".
"Magang".
"Suruh ke ruanganku abis Dhuhur", perintahku.
Klir.
​
Bulan Juli 2018 ini, 2 anakku yg masih Mahasiswa di Bogor sedang Magang. Di Jabotabek dan di Surabaya. Aku teringat kalimat sakti, "Cara tercepat agar doa dikabulkan adalah dg mendoakan orang lain".
Dan aku membuat versi lain:
Cara tercepat agar anak sukses adalah dg menyukseskan anak orang lain.
Cara tercepat agar magang anak lancar jaya adalah dg membantu melancar-jayakan magang anak orang lain.
Klir.
​
Aku menerima 4 mahasiswa ITS di ruanganku dg riang gembira. Kutanya nama dan asalnya, kebutuhannya, kost-nya, dll dll.
"Magang itu, ada Magang sekolah dan kerja", kataku. Dulu aku magang kerja saja gak patiya dirèkên. Tidur di Aula kantor. Di lantai. Sering di tanah dg beralaskan tikar. Magang sekolah, apalagi. Peluangnya bisa lebih gak enak.
Yg penting target minimalis Magang terpenuhi: 1.Menggugurkan kewajiban, 2.Bisa membuat laporan, 3.Lulus ujian hasil magang dg nilai baik. Syukur2 bisa maksimalis. Plus ketrampilan, pengalaman, ilmu, wawasan, dll dll.
"Di sini kamu akan mendapatkan hasil magang yg optimalis, yaitu hasil minimalis plus plus. Dan nilaimu A-, karena namaku Amin Yahya", kataku tersenyum lebar. "Nilai 81 cukup to?".
Paramuda itu tertawa bahagia.
Klir.
​
Aku sudah membantu melancarjayakan magang mahasiswa ITS itu. Dan aku membantu menyukseskan anak orang lain.
Aku amat yakin. Tuhan akan membuat 2 anakku yg akan sedang magang sukses dan lancar jaya. Tidak harus melalui Ayah para mahasiswa ITS itu. Entah lewat siapa, dan dg cara bagaimana. EGP. Itu urusan-Nya.
Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula (QS ar-Rahman 60).
Klir yaa..?